Jakarta –
Industri TPT dalam negeri masih lesu. Indeks Keyakinan Industri (IKI) yang diumumkan Kementerian Perindustrian pada Februari menunjukkan sektor TPT masih mengalami kontraksi.
Terkait hal ini, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jamie Kartiwa Sastaratmaja angkat bicara. Menurut dia, salah satu penyebab terkontraksinya industri TPT adalah masuknya impor murah.
Alasan utamanya adalah impor yang murah dan dalam jumlah besar ke Indonesia kurang baik karena kondisi internasional. detikcomDikutip Selasa (5/3/2024).
Kondisi global yang kurang menguntungkan menjadikan Tiongkok, produsen tekstil dan produk tekstil terbesar di dunia, menjadi sasaran negara-negara yang hambatan perdagangannya lemah.
“Hal ini membuat produsen TPT besar seperti Tiongkok mencari pasar dengan hambatan perdagangan yang lemah,” ujarnya.
Ia mengatakan, daya beli masyarakat di Tanah Air belum pulih sepenuhnya. Sementara utilisasi atau penggunaan fasilitas industri pada sektor ini masih rendah.
“Jika daya beli masyarakat Indonesia belum pulih dan utilisasi industri masih rendah, maka seruan untuk mempekerjakan kembali tenaga kerja belum juga datang,” ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Fabri Hendri Anthony Arif mengatakan salah satu sektor yang mengalami kontraksi adalah industri tekstil. Meskipun persaingan elektoral, sektor industri TPT nampaknya belum berhasil meningkatkan pertumbuhannya.
“Industri TPT kenapa? Tentu kalau pemilu di bulan Februari, harusnya di bulan Desember produksinya meningkat, produksinya di bulan Desember. Mungkin industri TPT dan TPT (tekstil dan produk tekstil) akan menggunakan stoknya. Jadi mereka Februari produksinya turun,” kata salah seorang pengusaha di Jakarta Selatan Kementerian Konstruksi, Kamis (29/2/2024) kata dalam konferensi pers IKI.
Di sisi lain, permintaan pasar luar negeri juga mengalami penurunan. Febri menduga hal ini turut menyebabkan subkontrak IKI terhadap subsektor TPT di bawah 50 poin.
“Tetapi kami juga melihat di sisi lain, pasar internasional dan pesanan industri TPT di berbagai negara semakin menurun. Yang kami anggap industri TPT masih melemah atau di bawah 50 atau masih terkontraksi,” jelas Februari.
(Eli/Kil)
Sumber: https://finance.detik.com/industri