Jakarta –
Setelah dilobi oleh pejabat Amerika Serikat (AS), India membatalkan kebijakan pembatasan produk laptop. Agustus lalu, India menerapkan peraturan yang membatasi impor laptop, tablet, dan komputer.
Penjual yang ingin mengimpor harus mendapat izin khusus dari pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Kebijakan ini dikhawatirkan bisa menghambat angka penjualan.
Dikutip dari Reuters, Kamis (21/3/2024) Namun pemerintah India mencabut aturan tersebut dalam beberapa minggu. Dia mengatakan, pemerintah baru akan memantau proses impor dan memutuskan langkah selanjutnya setelah satu tahun.
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
Meski negara Asia Selatan kurang fleksibel dalam melakukan perubahan kebijakan, Amerika Serikat berhasil melobi India. Dalam email yang dikirimkan pemerintah AS, Negeri Paman Sam nampaknya khawatir larangan tersebut akan menciptakan lingkungan perdagangan yang tidak menentu. India mengklaim mendorong kebijakan yang memenuhi kepentingan semua pihak dan mendorong investasi asing, meskipun India sering lebih memilih pemain dalam negeri dibandingkan pemain asing.
Para pejabat AS kecewa karena perubahan impor laptop India tiba-tiba dilakukan tanpa peringatan atau konsultasi. Amerika Serikat menyebutkan potensi masalah dalam perdagangan ekspor tahunan negaranya, yang diperkirakan mencapai $500 juta per tahun.
Firma riset Counterpoint memperkirakan bahwa pasar laptop dan komputer pribadi di India bernilai $8 miliar per tahun. Perwakilan Dagang AS (USTR) Catherine Tay bertemu dengan Menteri Perdagangan India Piyush Goyal di New Delhi pada 26 Agustus tak lama setelah kebijakan tersebut diumumkan.
Catherine memintanya untuk berkonsultasi dengan pembuat kebijakan dan meminta Goyal untuk mencabut persyaratan tersebut. Menurutnya, pengumuman mengejutkan dari India membuat Amerika dan perusahaan lain berpikir dua kali untuk berbisnis di India.
Pada saat yang sama, Travis Coberly, diplomat perdagangan AS di New Delhi, mengatakan kebijakan lisensi laptop yang tiba-tiba adalah sebuah kesalahan.
“Kementerian TI India” memahami bahwa mereka (India) telah melakukan kesalahan. Mereka menerima hal yang sama. Perusahaan-perusahaan Amerika di sini telah mengecam mereka dalam hal ini,” tulisnya.
(kilo/kilo)
Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis