Ketukan! Rencana aksi kelapa sawit berkelanjutan yang diusung Jokowi akan terus berlanjut hingga era Prabowo


Jakarta

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat melanjutkan Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) ke pemerintahan baru tahun 2024-2029. Berdasarkan pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemerintahan baru dimenangkan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

“Arahan Presiden untuk melanjutkan RAN ini pada tahun 2024-2029,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartarto pada Rakornas RAN-KSB di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan total lebih dari 56 juta ton, dengan ekspor mencapai 26,33 juta ton. Kelapa sawit telah menjadi komoditas strategis penopang perekonomian nasional.

iklan

Gulir untuk melanjutkan konten.

Di tahun Pada tahun 2023, nilai ekspor minyak sawit dan turunannya dapat mencapai $28,45 miliar, atau 11,6% dari total ekspor minyak dan gas, serta mempekerjakan hingga 16,2 juta pekerja langsung dan tidak langsung, termasuk petani kecil.

Ekspor minyak sawit Indonesia menjangkau lebih dari 125 negara untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan berbagai industri hilir. Mengingat tingginya potensi kelapa sawit, pemerintah terus berupaya menciptakan nilai tambah dan mengembangkan industri hilir kelapa sawit agar tidak hanya menghasilkan bahan baku tetapi juga produk akhir.

“Pemerintah terus menggalakkan mandatori biodiesel, kini sudah tercapai B35 dan sudah teruji B40. Pada tahun 2023, realisasi serapan biodiesel dalam negeri mencapai 12,2 juta kiloliter dan tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi penggunaan CPO di dalam negeri.” ucap Erlanga.

Sebagai peta jalan perbaikan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan secara menyeluruh, pemerintah menetapkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang RAN-KSB Tahun 2019-2024. 14 Kementerian/Lembaga, 26 Pemerintah Negara akan mengembangkan Sentra Kelapa Sawit dan 217 Pemerintah Kabupaten akan mengembangkan Sentra Kelapa Sawit untuk melaksanakan program RAN-KSB.

Selain itu, arahan Presiden tersebut memuat 5 komponen, 28 program, 92 kegiatan, dan 118 hasil. Sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2019, lima komponen RAN-KSB adalah konsolidasi informasi, koordinasi dan penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas dan kapasitas pabrik, pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup, pengelolaan pabrik dan manajemen konflik, serta dukungan percepatan pelaksanaan. Sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan peningkatan akses pasar produk minyak sawit.

Program dan kegiatan yang tercantum dalam Inpres RAN-KSB dirancang untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi produsen dan pelaku usaha untuk memenuhi kewajiban sertifikasi ISPO. Sebanyak 883 perusahaan dan 52 koperasi/kelompok perkebunan telah mendapatkan sertifikasi ISPO pasca terbitnya Inpres RAN-KSB.

Terkait pelaksanaan RAN-KSB, Irlanga mendorong pemerintah daerah untuk menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat penyusunan dan pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) di daerahnya masing-masing.

Hingga saat ini, terdapat 9 provinsi yang memiliki RAD-KSB, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat.

(bantuan/bilik)

Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama

{inAds}