Kawasan Blok M Perlu Dirombak, Ini Alasannya.


Jakarta

PT MRT Jakarta (Perseroda) memiliki terminal Blok M sekaligus otoritas pembangunan kembali kawasan Blok M di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Direktur MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan alasan kawasan tersebut perlu direvitalisasi.

Tuhiyat menjelaskan, kawasan Blok M sebelumnya dikenal sebagai kawasan minim penerangan dan rawan kriminalitas. Ia mengaku menjadi korban kejahatan tersebut saat masih kuliah.

“Saya ingat waktu kuliah saya banyak membaca buku dan isinya berbeda-beda, jalanan gelap, lalu suatu kali saya ditodong senjata dekat Melawi, pulang kampus saya ditodong senjata. Jadi itu sedikit ceritanya,” kata Tuhiat saat agenda konferensi pers Hari MRT, kata Lai.

iklan

Gulir untuk melanjutkan konten.

Namun kini semua itu berubah berkat upaya pemerintah, jelasnya. Blok M kini tidak hanya berfungsi sebagai pusat mobilitas masyarakat pengguna transportasi umum seperti Trans Jakarta dan MRT, tetapi juga menjadi kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.

Oleh karena itu, dia menjelaskan, sesuai perintah Pemprov Diki Jakarta, pihaknya diminta mengembangkan Transit Oriented Development (TOD) atau Kawasan Berorientasi Transit.

Kawasan Blok M akan dikembangkan sebagai lokasi pengembangan massal, antara lain terminal Blok M dan beberapa gedung lainnya seperti Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) dan MRT ASEAN.

“Rencananya akan dibangun mixed-use development sesuai persetujuan pemprov. Nanti ada perkantoran dan sebagainya, dan perumahan terintegrasi dengan semuanya karena kita berhadapan dengan Peru dan ASEAN. Jadi ini kawasan yang tidak biasa, memang akan terjadi. Menjadi kawasan modern yang terintegrasi dengan masyarakat,” jelasnya.

Meski demikian, Tuhiyat mencatat, penataan kawasan Blok M masih dalam tahap kajian akhir. Karenanya, dia mengaku belum bisa merinci total anggaran yang dibutuhkan untuk menata Blok M, namun dia memastikan hal itu akan dilakukan pada tahun ini.

Makanya kajiannya masih berjalan, jadi soal harga, mungkin sabar menunggu karena kajiannya belum selesai. Belum, (tanggal pastinya) belum, tutupnya.

(fdl/fdl)

Sumber: https://finance.detik.com/infrastruktur

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama

{inAds}