Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Provinsi Mempawah, Kalimantan Barat. Dengan kapasitas penuh, smelter ini akan memproduksi 1 juta ton aluminium per tahun.
Menurut Presiden MIND ID Hendi Prio Santoso, SGAR akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global.
“Dengan selesainya SGAR tahap 1 di Provinsi Mempawa, maka posisi Indonesia dalam rantai pasok global akan semakin kuat, sehingga dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global di masa depan,” ujarnya. 3/2024).
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
SGAR Tahap 1 Mempawah merupakan bagian dari langkah korporasi Inalum dalam menciptakan ekosistem industri aluminium yang terintegrasi secara top-down (bijih bauksit). Proyek SGAR Mempawah menghubungkan rantai pasok antara Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium. Nilai investasi PSN sebesar $900,7 juta atau Rp. Mencapai sekitar 13,5 triliun.
Proyek SGAR Tahap 1 ditargetkan berproduksi mulai kuartal III tahun 2024 dan mencapai kapasitas penuh pada awal tahun 2025. Nantinya, smelter ini memproduksi bahan baku aluminium sebanyak 1 juta ton per tahun dengan bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton. .
Sekadar informasi, hilirisasi bauksit lebih maju yaitu industrialisasi yang menghasilkan produk akhir. Kenaikan harga bauksit dari bijih sebesar $30/ton dapat meningkatkan nilai tambah alumina sebesar US$ 380/ton dan konversi alumina menjadi aluminium dapat meningkatkan nilai tambah hingga US$ 2200/ton.
Sebagian besar produk aluminium dari SGAR Tahap 1 digunakan sebagai bahan baku utama smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, yang berkapasitas 260.000 ton per tahun. Alumina adalah bahan utama yang digunakan untuk memproduksi aluminium seperti ingot, paduan, billet, batangan, keramik dan produk sehari-hari lainnya.
(acd/das)
Sumber: https://finance.detik.com/industri