Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma Anggaran Kemensos diblokir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan alasan berdampak pada kebijakan penyesuaian otomatis. Anggaran yang diblokir mencapai 40,78 miliar dolar.
Kebijakan Penyesuaian Otomatis sendiri merupakan cadangan belanja Departemen/Lembaga (K/L) yang ditangguhkan sementara sebesar 5% dari pagu belanja K/L tahun anggaran 2023 untuk mengatasi ketidakstabilan perekonomian global dan gejolak geopolitik.
Masalah sebenarnya ada blok anggaran sebesar Rp 40,784 miliar pada tahun 2024, kata Risma saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2024) (Raker).
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
Selain pembekuan anggaran, Risma juga menyinggung soal utang. Kemensos terhutang biaya penyalurannya ke sejumlah program bantuan sosial (Bansos), Program Keluarga Harapan (PKH) melalui PT Pos Indonesia, hingga penyaluran sembako dan juga BLT El Nino pada tahun 2023.
“Tahun 2023 biaya penyaluran PKH PT Pos ada utang Rp 44 miliar. Untuk penyaluran sembako dan BLT El Nino tahun 2023 ada utang Rp 76,88 miliar,” ujarnya.
Ibu Risma menyampaikan bahwa dalam praktiknya, penyaluran bantuan sosial masih sering menghadapi kendala penyaluran. Salah satunya adalah tidak semua daerah mempunyai akses mudah terhadap layanan perbankan.
“Uangnya dikirim ke bank, masuk ke rekening. Mungkin dua bulan kemudian dia ambil karena jauh untuk bawa ke bank. Tapi kalau saya serahkan semuanya ke PT Pos, saya tidak mau. sudah melakukannya. Simpan uangnya untuk saya,” kata Risma.
“Dia tidak punya bank Aceh sebesar itu. Dia butuh Rp500 ribu padahal dapat bansos Rp300 ribu. Lalu buat apa dia menabung dan membelanjakannya setiap 3 bulan sekali,” sambungnya.
Hal ini menyebabkan selisih ratusan miliar transaksi bantuan sosial yang terdaftar di Kementerian Sosial kemudian diketahui BPK.
“Kami serahkan ke bank, kami tidak menjamin kapan akan menagih, jadi ini penemuan. Tapi harus kami jelaskan karena begitulah kami menagih saat ini,” tutupnya.
Kebijakan penyesuaian otomatis ada di halaman berikutnya. Klik saja
Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis