Jakarta –
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masdouki mengatakan pihaknya ingin memberikan modal kepada UMKM otomotif untuk mendorong produksi komponen kendaraan listrik. Modal yang tersedia untuk digunakan LPDB sebesar Rp 2 triliun.
“Kami juga punya dana bergulir Rp 2 triliun kalau itu yang dibutuhkan.Latihan Untuk memproduksi mobil listrik, kami berharap. Nanti Pak Hanum yang melakukannya Hubungan bisnis Sudah bersama BUMN dan pemerintah Pembeli– Miliknya. Jadi jika ada Itu hilang Penerima –Oleh karena itu, kami takut untuk berproduksi. “Pertanian dan peralatan peternakannya pasti banyak,” kata Teten pada FGD UKM/IKM dan koperasi, khususnya industri komponen otomotif EV, di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta, Jumat (8/3/2021). 2024).
Menurut Teton, dengan pendanaan ini, UKM bisa bergabung bersama industri besar atau produsen kendaraan listrik. Oleh karena itu, UMKM atau pembuat komponen mempunyai kepastian pembeli.
iklan
Gulir untuk melanjutkan konten.
“Sebelumnya ada kerja sama multi pihak antara pelaku UMKM dengan industri dan juga investor, dana LPDB-nya Rp 2 triliun. Saya kira bisa kita manfaatkan,” ujarnya saat dihubungi usai acara.
Jika UKM terhubung dengan produsen kendaraan listrik, Teten membantu menjamin kepastian konsumen, salah satunya dengan pemerintah.
“Kami telah membantu bisnis dengan Korea agar UMKM ini bisa menjadi produsen suku cadang Mereka bekerja sama dengan perusahaan Korea. Jadi saya menawarkan mereka untuk mulai memproduksi kendaraan listrik roda dua dan roda empat; Kami sudah punya reksa dana, jadi saya tawarkan. Latihan“Kami akan menghubungkannya dengan belanja pemerintah, perintah kementerian, kendaraan yang mendukung pertanian dan peternakan,” ujarnya.
Menurut Tetan, permodalan tersebut merupakan salah satu bentuk insentif bagi UMKM otomotif untuk mengalihkan usahanya ke produksi komponen kendaraan listrik. Apalagi, menurut Teton, Indonesia punya banyak sumber daya alam yang bisa membantu produksi kendaraan listrik.
“Industri otomotif dapat memberikan peluang bagi semua negara untuk tidak lagi dikuasai oleh negara-negara industri maju karena sangat mudahnya mencari sumber bahan baku baterai tersebut di Indonesia,” tutupnya.
(Al/Gambar)
Sumber: https://finance.detik.com/industri